Senin, 01 Desember 2014 , 07:10:00
SURABAYA - Industri
jamu Indonesia tidak gentar menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
2015. Sebagai negara yang memiliki kekayaan alam yang sangat beragam,
Indonesia punya potensi dalam industri minuman herbal.
"MEA tidak masalah karena saat ini sudah
banyak produk kita yang mampu bersaing dengan produk dari luar negeri.
Apalagi Indonesia adalah negara terbesar kedua penghasil tanaman obat.
Jadi tidak perlu ragu," kata Direktur PT Jamu Iboe Jaya Stephen Walla.
Sikap percaya diri ini didukung oleh
program CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) dari
pemerintah. Program yang mendukung standardisasi produk herbal ini akan
meningkatkan daya saing industri jamu dalam negeri dengan industri
serupa dari luar negeri.
"Justru dengan MEA ini akan lebih besar kesempatan untuk memperbesar pasar ekspor kita," lanjutnya.
Namun, Stephen mengakui, tidak semua
produsen jamu di Indonesia siap menghadapi pasar bebas MEA. Masih ada
sebagian produsen yang belum siap baik secara kualitas maupun kuantitas
produk. Selain itu juga terhambat faktor belum tersertifikasi CPOTB.
Soal tenaga kerja, Stephen mengatakan,
ada kemungkinan industri jamu dalam negeri akan mempekerjakan warga
asing. Misalnya untuk pengolahan, serta penelitian dan pengembangan.
Contohnya mengombinasikan tanaman obat Indonesia dengan tanaman obat
luar.
Selain itu tenaga kerja asing juga
dibutuhkan untuk menangani pasar ekspor, karena warga asing terkadang
lebih tahu tentang pasar, kebiasaan dan budaya konsumen di luar negeri.
Beberapa strategi yang dilakukan untuk
lebih memasarkan jamu misalnya dengan membidik generasi muda untuk
meminum jamu. Hal ini dilakukan misalnya dengan memproduksi jamu yang
dekat dengan gaya hidup anak muda, namun esensi herbal dari jamu itu
sendiri tidak hilang.
Salah satu kendala yang dihadapi
produsen saat ini yaitu produk ilegal dan MLM (multilevel marketing)
yang berfokus pada produk untuk kesehatan.
"Jamu ilegal harus diatasi oleh
pemerintah, harus sering-sering dirazia. Kalau produk MLM memang menjadi
competitor kita, tapi saya yakin mereka sudah punya pangsa pasar
sendiri," ujarnya.
Terkait penerapan pasar bebas MEA, Jamu
Iboe akan meningkatkan target omzet sekitar 20 persen sampai 25 persen.
Tahun depan Jamu Iboe ini juga akan menambah investasinya untuk
memperbanyak varian produk. (rin)
sumber:jpnn.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar