Kamis, 29 Januari 2015

BPJS KESEHATAN: Merepotkan, Waktu Pasien Habis Untuk Antre





Bisnis.com, TEMANGGUNG— Peserta Jaminan Kesehatan Nasional menyayangkan poliklinik VIP Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Temanggung tidak lagi melayani peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Seorang pasien Ahmad di Temanggung, Selasa (27/1/2015), mengatakan mulai Januari 2015 peserta BPJS tidak lagi bisa dilayani di poliklinik VIP dan hanya bisa di poliklinik umum.
SIMAK: 10 Risiko Kesehatan Melewatkan Waktu Makan
Dikatakan, agar mendapat pelayanan di poliklinik VIP diperlakukan sebagai pasien umum atau harus membayar jasa periksa maupun obatnya.

"Sebelumnya di poliklinik VIP, saya hanya membayar jasa dokter tetapi untuk obat masih ditanggung asuransi," kata pensiunan PNS tersebut.

Dikatakan, berobat di poliklinik umum bagi orangtua dan pasien sakit serius cukup merepotkan, karena butuh tenaga ekstra dan waktu habis untuk antre. Mulai dari antre pendaftaran, periksa dokter hingga pengambilan obat di apotek, paling tidak butuh waktu tujuh jam untuk berobat di RSUD.

"Pelayanan di poliklinik VIP paling lama satu jam. Sebenarnya tidak masalah ada tambahan untuk jasa dokter asal obat ditanggung asuransi," katanya.

Pasien lainnya, Hananto mengatakan poliklinik umum RSUD kini semakin padat karena pasian yang sebelumnya di poliklinik VIP pindah ke poliklinik umum sehingga antrean semakin lama.

"Lebih baik poliklinik VIP tetap melayani peserta BPJS kesehatan, meskipun harus menambah biaya," katanya.
Surat Edaran

Direktur RSUD Kabupaten Temanggung Artiyono mengatakan terhitung sejak Januari 2015 poliklinik VIP tidak lagi melayani peserta BPJS Kesehatan. Hal ini berdasarkan surat edaran yang diterima pada akhir tahun lalu. Peserta BPJS hanya dilayani di poliklinik umum.

"Sebenarnya tidak masalah bila peserta asuransi dilayani di poliklinik VIP. Tetapi bagaimanapun kami harus mematuhi aturan," katanya.

Dia menuturkan akan melayangkan surat keberatan kepada Menteri Kesehatan agar mengubah aturan sehingga peserta BPJS kesehatan tetap dapat dilayani di poliklinik VIP dengan pertimbangan kemanusiaan, yakni pasien orangtua, mereka yang sakit serius atau usai opname bisa dilayani dengan cepat dan baik.

Kepala Kantor Layanan Operasional BPJS Kabupaten Temanggung Nur Khusaeni mengatakan berdasar Peraturan Menteri Kesehatan yang baru tidak ada pelayanan peserta BPJS kesehatan di poliklinik VIP, jadi peserta hanya berobat di poliklinik umum.

"Jika memang ada protes dengan kebijakan tersebut nanti akan dilaporkan ke Kementerian Kesehatan," katanya. (Bisnis.com)

Rabu, 28 Januari 2015

Industri Jamu Bersiap Diri untuk MEA

Senin, 01 Desember 2014 , 07:10:00




SURABAYA - Industri jamu Indonesia tidak gentar menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Sebagai negara yang memiliki kekayaan alam yang sangat beragam, Indonesia punya potensi dalam industri minuman herbal.

"MEA tidak masalah karena saat ini sudah banyak produk kita yang mampu bersaing dengan produk dari luar negeri. Apalagi Indonesia adalah negara terbesar kedua penghasil tanaman obat. Jadi tidak perlu ragu," kata Direktur PT Jamu Iboe Jaya Stephen Walla.
Sikap percaya diri ini didukung oleh program CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) dari pemerintah. Program yang mendukung standardisasi produk herbal ini akan meningkatkan daya saing industri jamu dalam negeri dengan industri serupa dari luar negeri.
"Justru dengan MEA ini akan lebih besar kesempatan untuk memperbesar pasar ekspor kita," lanjutnya.
Namun, Stephen mengakui, tidak semua produsen jamu di Indonesia siap menghadapi pasar bebas MEA. Masih ada sebagian produsen yang belum siap baik secara kualitas maupun kuantitas produk. Selain itu juga terhambat faktor belum tersertifikasi CPOTB.
Soal tenaga kerja, Stephen mengatakan, ada kemungkinan industri jamu dalam negeri akan mempekerjakan warga asing. Misalnya untuk pengolahan, serta penelitian dan pengembangan. Contohnya mengombinasikan tanaman obat Indonesia dengan tanaman obat luar.
Selain itu tenaga kerja asing juga dibutuhkan untuk menangani pasar ekspor, karena warga asing terkadang lebih tahu tentang pasar, kebiasaan dan budaya konsumen di luar negeri.
Beberapa strategi yang dilakukan untuk lebih memasarkan jamu misalnya dengan membidik generasi muda untuk meminum jamu. Hal ini dilakukan misalnya dengan memproduksi jamu yang dekat dengan gaya hidup anak muda, namun esensi herbal dari jamu itu sendiri tidak hilang.
Salah satu kendala yang dihadapi produsen saat ini yaitu produk ilegal dan MLM (multilevel marketing) yang berfokus pada produk untuk kesehatan.
"Jamu ilegal  harus diatasi oleh pemerintah, harus sering-sering dirazia. Kalau produk MLM memang menjadi competitor kita, tapi saya yakin mereka sudah punya pangsa pasar sendiri," ujarnya.
Terkait penerapan pasar bebas MEA, Jamu Iboe akan meningkatkan target omzet sekitar 20 persen sampai 25 persen. Tahun depan Jamu Iboe ini juga akan menambah investasinya untuk memperbanyak varian produk. (rin)
 sumber:jpnn.com